Wednesday, January 12, 2011

Ketika Manuskrip Berbicara dan Mengungkap Sebahgian Rahsia

Dari pelbagai manuskrip yang paling berharga dan paling jarang ditemukan di permukaan bumi, ada manuskrip yang dimiliki seorang ulama di Palestin. Manuskrip ini memungkinkan kita mengadakan perjalanan dari masa lampau dan menyambungkannya dengan kehidupan masa sekarang.

Mulailah Jibril pergi siang dan malam, pagi dan petang mengunjungi anak ajaib itu, meskipun ia tidak mmengetahui hakikat Jibril. Hal itu disebabkan, sebagai manusia biasa, ia tidak bersedia melihat Jibril, salah satu malaikat, kecuali dengan perkenan Allah s.w.t. Sebab lainnya adalah bahawa anak ajaib itu selalau tidur lama sebagaimana penghuni gua.

Pada suatu hari ketika umur anak itu telah mencapai lapan tahun, mulailah kedua matanya terbuka diirngi dengan kesedaran hatinya. Sesudah itu, ia tidak lagi tidur. Ia hanya tidur sebentar sahaja. Mulalah, setiap kali bangun, ia mendapatkan makanan dan minuman segar disisinya, sehingga dengan mudah ia boleh makan dan minum, lalu tidur lagi. Sekarang , ia seakan-akan mampu berdiri, bergerak, sedar dan berfikir. Bahkan ia dapat memancing ikan di air dengan petunjuk bisikan suara yang terdengar jelas ditelinganya dan dapat memahami maksudnya secara seperti seruan naluri yang berseru:
"Lakukanlah begini supaya kamu menjadi begini!”
Nampaknya itulah bisikan dan pemeliharaan Jibril kepada anak itu. Tidak salah lagi, ia dapat menjalani kehidupan primitive yang menyenagkan, seolah-olah Robinson Crusoe dalam pertualangannya. Mungkin juga, pengarang nivel Robinson Crusoe memperolehi inspirasi kisahnya itu dari warisan sastera orang Arab dan umat Islam, bahkan dari musuh mereka sekali pun. Atau, ia bagaikan Fairus kecil di pulau emas yang menakjubkan.

Sang anak ajaib mulalah bejalan-jalan melancong disekitar pulau yang didiaminya itu, meskipun diliputi rasa kagum dan terasing, disertai rasa khuatir sambil selalau berwaspada. Ia mencuba memberanikan diri an maju terus pantang mundur. Ia berjalan sambil sembunyi-sembunyi dan penuh hati-hati.

Pulau itu nampaknya hanya dipenuhi dengan pelbagai macam burung dan beragam binatang. Rupanya, ia merasa bahawa dirinya adalah penguasa pulau itu. Tidak ada satu buntang buas dan jahat pun di pulau itu selain beberapa ekor ular yang merayap dari lautan menuju kesana.

Pada suatu hari, dalam perjalanannya, ia dikejutkan oleh seekor binatang besar, berbulu sangat tebal dan mempunyai dua mata menonjol seperti mata lembu. Tiba-tiba, benatang itu berbicara kepadanya dengan bahasa yang dapat difahaminya secara baik. Binatang itu berkata:

“Engkau adalah seorang anak yang diselamatkan oleh Allah dari gempa yang dahsyat ketika bumi terbalik, yang terjadi di negeri Samirah. Engkau dibawa oleh malaikat agung, yakni Jibril. Ia membawa kamu kesini. Dan ia juga yang menguruskan makan dan minummu. Oleh kerana itu, janganlah kamu mengkhianati janjimu dengan Allah. Sebab, pada hati setiap anak Adam telah tertanam ketundukan kepada Allah dan keimanan kepada-Nya selama ia masih berada dalam fitrah kesuciannya. Oleh itu, engkau sendiri mesti menjadi Muslim dan Mukmim yang yakin dan taat kepada Tuhan Pencipta ala mini. Dia-lah Tuhan yang Maha Esa.”

Kemudian binatang besar itu memberi isyarat kepadanya agar mengikutnya menuju ke sebuah longgokan batu. Di situ tertera tulisan dalam bahasa Arab yang jelas. Ia mengajarinya huruf demi huruf, dan iapun mengikutnya. Lalu binatang besar itu memberi isyarat kepadanya untuk mengikutinya lagi menuju kepada pelbagai longgokan batu yang lain. Longgokan-longgokan itu bertuliskan kata-kata sebagai berikut:

Pertama: “La ilaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah).”

Kedua: “Allahu Wahid la Syarika lahu (Allah Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya).”

Ketiga: “Engkau diurus oleh Jibril. Kerana itu, janganlah kamu mengkhianati janjimu dengan Allah.”

Keempat: “Hanya engkau saja di pulau ini.”

Kelima: “Makanlah dan nikmatilah makanan dan rezeki Allah ini sesuai dengan kehendakmu. Tidurlah sesukamu. Sembahlah Allah dalam pelbagai keadaanmu dengan tasbih-tasbih ke Esaan kapada-Nya, yakni, solat yang diwajibkan kepadamu. Allah-lah sang Raja, Allah-lah Maha Esa, Dia tidak berayah dan tidak pula memnpunyai anak. Allah-lah Tuhan yang Maha Besar. Allah-lah yang Maha agung dan Allah-lah yang Maha Raja.”

Keenam: “Jadilah engkau anak masa kini, wahai anak kecil. Janganlah engkau menjadi anak masa lalu di pulau ini pada zaman apapun.”

Ketujuh: “Tidak ada kitab bagimu kecuali apa yang dibawa kepadamu oleh seorang Nabi terakhir, Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam, yang datang menjelang akhir zaman. Jika engkau mengimaninya, maka engkau adalah manusia masa depan yang beriman dan mempunyai keyakinan kepada Allah. Tetapi, jika engkau mengingkari-Nya, maka engkau adalah manusia masa depan yang dijanjikan akan mendapat seksaan Allah s.w.t. Sesungguhnya, engkau berada diantara dua nabi yang berserah diri kepada Allah dan sebenarnya semua nabi yang berserah diri kepada Allah. Jika engkau beriman dan yakin kepada apa yang kami imani dan yakini, maka Allah akan memudahkanmu untuk mengimani penutup para nabi yang terdahulu dan pengganti nabi yang telah wafat. Ia bernama Muhammad Al-Amin. Ia akan lahir sebagai Nabi dan Rasul di tengah-tengah kaum yang buta huruf. Ia berhijrah ketempat yang banyak ditumbuhi pohon kurma, dan yang banyak mata air dan telaga air tawarnya dengan tanah yang subur. Jika engkau mendustakan nabi yang mendahului Muhammad, maka Allah akan menutup hatimu dengan tabir kain yang hitam.”
Bersambong…

No comments:

Post a Comment