Saturday, January 29, 2011

Samb: ke3 Pertemuan Kedua Dengan Seorang Agung (Nabi) Dalam Kehidupan Dajjal

Namun Dajjal tidak mahu berhadap-hadapan. Ia ingin membenarkan dirinya dengan hujjah yang lemah untuk tidak mengimami Nabi ‘Isa al-Masih. Bahkan, ia tidak akan menemuinya sama sekali. Padahal, dalam sanubarinya, ia menyakini bahawa ‘Isa bin Maryam adalah nabi kedua yang ia membaca pada batu tulis. Namun, ia tidak ingin menjadi pengikutnya, walaupun Nabi itu mengangkatnya sebagai penguasa atau raja suatu negara atau negeri. Ia menginginkan sesuatu yang lain yang menurutnya sesuai untuk dirinya, yakni mengapa ia tidak menjadi nabi? Bahkan, mengapa ia tidak menjadi Tuhan? Mengapa ia tidak menguasai seluruh negeri yang ia kelilingi, ia tinggali, ia kunjungi, bahkan yang belum dikunjungi? Ia ingin segala sesuatu tunduk padanya, tetapi bagaimana caranya?

Binatang raksasa itu memberitahukannya bahawa kesempatan terakhir baginya adalah mendustai nabi kedua. Jika ia mendustakannya dan datang nabi ketiga, maka ia akan menjadi tuhan yang memerintah tetapi tidak berkuasa. Sekarang, ia berketetapan untuk mejadi tuhan yang memerentah dan berkuasa. Sebab, tidak ada yang dapat memerentah tanpa kekuasaan. Bagaimana perkataan ini boleh terjadi? Pasti, binatang itu adalah syaitan yang telah mencuri berita dari langit, dan ia mengetahui bahawa aku akan menjadi orang yang mulia di dunia ini. tetapi, ia berbohong dalam pemberitaannya kepadaku. Atau berita-berita itu disampaikan kepadaku setelah dicampuri berita-berita lain.

Begitulah pembohongan membesarkan dirinya dalam dusta apapun. Pembunuhan membenarkan dirinya dalam kederhakaannya. Penipu membenarkan dirinya dalam tipuannya.
Itulah penyakit jiwa lama yang merasuki akal dan hati penderhaka di setiap zaman dan di setiap tempat.

Nabi Isa al-Masih menunggu kembalinya seseorang yang ada di luar. Tetapi, hal itu tidak mungkin terjadi. Orang itu yang akan mencuri nama dan gelarannya di kemudian hari. Nabi Isa al-Masih memperingatkan kaum dan para pengikut (hawariyyun)nya akan fitnah Dajjal yang mengaku sebagai al-Masih, padahal sesungguhnya bukan. Nabi Isa memperingatkan mereka akan kejahatan dan sihirnya.

Dajjal memutuskan untuk pergi mengembara ke negeri-negeri yang jauh ia akan pergi melancong ke negeri-negeri India, Buddha, Jepun dan Cina.

CATITAN: Budha adalah nama gelaran yang bermakna seorang arif waspada atau orang alim tercerah. Nama aslinya adalah Sidharta. Ia dilahirkan pada tahun 563.M. kedua orang tuanya berasal dari kabilah Sakiya dari kalangan keluarga pejabat. Ia menjalani kehidupan sederhana melalui kerahiban, menjauhi keduniaan, dan meninggalkan isteri dan anak-anaknya. Maka, ia disebut Ghautama, yang bererti rahib.

Pohon tempat ia berteduh di bawahnya disebut pohon ilmu atau pohon suci. Bahkan, pohon itu diakui oleh para penganut Budha sebagai berkedudukan tinggi seperti salib bagi para penganut Nesrani. Sebenarnya, meskipun menyebarkan ajaran kebatinan dan nilai-nilai pendidikan yang baik, ia hanyalah seorang filsuf dan bukan nabi, sebagaimana diakui oleh sebahgian orang. Ia tidak pernah memperbincangkan masaalah keujudan Allah, tidak membawa amalan-amalan ibadah dan akidah tertentu. Oleh kerana itu, ajaran Budha tidak menentang orang-orang Hindu dan para dewa mereka.

Abu al-Makarin Azad, menteri pendidikan India mengatakan: “Menurut hemat si penulis, lebih tepat mengolongkan Budha dalam kelompok filsuf daripada para nabi. Ini kerana ia tidak pernah membahas masaalah keujudan Allah s.w.t. Ia mulai dan mengakhiri bahasanya tanpa menyinggung keyakinan kepada Allah. Namun, para pengikutnya memalingkan ajaran-ajarannya menjadi suatu mazhab agama. Mereka pun mempertuhankan Budha”



Bersambong….

No comments:

Post a Comment