Sunday, March 6, 2011

Dari Gajah sampai Piring Terbang

Selama lebih dari empat puluh tahun, teka-teki piring terbang tetap menjadi bahan perbincangan dan perbincangan. Akan tetapi, kebanyakan mereka yang mengkaji masaalah ini tidak bertanya kepada diri mereka sendiri ehwal apakah mereka telah mengikuti langkah yang tepat. Terdapat perbezaan besar antara pengamatan atau ungkapan penyaksian dan kajian eksperimen.

Sebelum diperhitungkan pentingnya penelitian mendalam. Para ahli psikologi Barat pada abad pertengahan telah mendefinikasikan “gajah” jika memang benar secara entimologi. Hal itu diketahui dari kajian mereka berkenaan dengan klasifikasi mamalia. Tetapi, mereka sama sekali belum melihat seekor binatang itupun. Besarnya binatang ini memunculkan pertanyaan sekitar cara perkembang biakannya dan hubungan-hubungan naluriya.

Para penulis fiksyen menentang pelbagai deskripsi aneh. Bahkan, salah seorang dari mereka berkata:

“Mungkin salah satunya naik ke belakang yang lain. Atau, mungkin hal itu dilakukan di dalam air, dan air membantu mengurangi berat tubuhnya.” Yang paling keterlaluan dari mereka mengatakan:

“Yang jantan membuat lubang pada tubuh yang betina.”

Tetapi Strabou, ahli geografi, menulis bahawa gajah jantan melakukan pensenyawaan atas gajah betina dalam keadaan seperti waktu munculnya kembali penyakit seorang gila. Hal itu dilakukan dengan mengeringkan zat semacam minyak pada saluran pernafasan gajah betina. Tidak seorang peneliti dan penulispun di Eropah dulu yang meluangkan waktu untuk mengamati dan meneliti perilaku gajah dalam kebiasaan hingga ke nalurinya.

Biasa berkhayal memang merupakan sesuatu yang indah, dan mungkin juga ketenangan jiwa. Tetapi hal itu tidak sampai pada tahap “pengamatan ilmiah” dan “kajian mendalam”. Seperti itulah yang terjadi pada masaalah piring terbang. Kebanyakan pendapat mereka mengatakan itu semata-mata halusinasi. Dalam hal ini, khayalan memainkan peranan penting atau memang murni halusinasi. Yang lain mengatakan bahawa banyak penyaksian adanya piring terbang disebabkan adanya tekanan jiwa atau goncangan kehidupan yang berat. Tidak ada bukti bagi hal-hal semacam ini. Sementara itu, sebahgian lainnya berpendapat bahawa yang demikian itu merupakan sebahagian fenomena alam seperti pantulan cahaya atau terbakarnya roket yang dilihat sebahgian orang dalam bentuk sikuit berputar.

Dengan gambaran umum, para ilmuwan menyakini bahawa tersebarnya fenomena piring terbang mengembalikan kita pada separuh kedua abad ke-20. Industri telah tumbuh atau berkembang. Peringkat teknologi telah maju, dan alat-alat kenderaan moden telah tersebar yang menyebarkan banyak gas dan pencemaran udara. Tetapi masaalahnya berubah menjadi manifestasi ilmiah ketika peristiwa kesaksian itu bertambah banyak dari orang-orang yang boleh dipercayai sehingga Kementerian Pertahanan Amerika (Pentagon) membentuk lembaga khusus yang bersama ”Projek Buku Biru”. Lembaga ini berkepentingan dalam perkembangan piring-piring terbang atau benda-benda angkasa yang tidak dikenali, serta benar-benar menegaskan bahawa terdapat semacam peperangan atau pertempuran-pertempuran udara yang terjadi di antara pesawat-pesawat terbang Amerika dan piring-piring terbang. Kemenangan selalu dicapai makhluk angkasa. Tidak seorangpun mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

Di sisi lain, dua peristiwa peperangan diungkapkan seorang peneliti yang tergila-gila pada dunia ruang angkasa, Tom Camella, ia memberikan infomasi tentang dua peristiwa itu kepada Garda I Angkatan Udara Amerika, O.D. Hill, yang memberikan jawapan kepada Camella atas pertanyaan tentang kebenaran hilangnya sebuah pesawat tempur: “Harus saya akui bahawa peristiwa itu benar.

Pesawat kami selalu diculik sejak dahulu sampai sekarang. Para penculik itu datang dari langit.” Peristiwa pertama menimpa pesawat F-86, jet fighter, yang terbang di belakang sebuah piring terbang untuk melakukan pengintaian melalui layar radar di pengkalan udara. Pesawat F-86 berputar diatas ladang luas dan mencari pesawat ruang angkasa. Tiba-tiba pemantau layar radar melihat sepintas piring terbang yang mengarah pada pesawat Amerika itu. Terus sahaja, pemantau mengalihkan radar pada pilot pesawat dan memerintahkannya untuk menyerang piring terbang itu. Tetapi kecepatan makhluk ruang angkasa itu menentukan pertempuran. Segera, keduanya saling melakuan serangan mematikan. Kemudian, yang nampak pada layar hanyalah piring terbang. Para operator radar Amerika berusaha menghubungi piring terbang yang telah melarikan diri dengan kecepatan sangat tinggi tanpa seorangpun memberikan jawapan.

Bersama dengan menghilangnya piring terbang, hilang pula pesawat terbang itu. Nampaknya pesawat itu masuk ke dalam piring terbang. Kekuatan angkatan bersenjata dan para pilot Amerika dikerahkan untuk mencari bahagian, sekecil apapun, dari puing pesawat F-86. Tetapi tidak ada bekas sama sekali. Seakan-akan hal itu adalah khayalan dan fatamorgana.

Dengan rasa malas, komandan Angkatan Udara Amerika menegaskan bahawa peristiwa itu adalah “hilang pesawat dalam keadaan tidak jelas.”

Peristiwa kedua mengorbankan 26 orang, penumpang pesawat angkut tentera. Peristiwa itu pun terlihat pada layar radar. Sebuah piring terbang melaju dengan kecepatan yang tinggi ketika nampak pada layar radar bagaikan bola meloncat ke pangkuan seorang yang sedang masygul. Kemudian, tiba-tiba piring terbang itu mengarah ke pesawat angkut tentera. Sebelum operator radar sempat mengingatkan pilot pesawat, tiba-tiba ada dua benda menyatu dan menjadi satu benda kecepatan berlipat ganda. Lalu, dalam sekejap, benda itu keluar dari medan radar dan lansung menyapu daerah dan air di sekitarnya. Tidak ada bekas-bekas apa pun. Pesawat itu benar-benar telah hilang. Selainnya, mereka menemukan beg jeneral, yang disimpan di dalam pesawat, terapung dipermukaan air.

Banyak organisasi bertujuan mencari benda-benda terbang yang tidak jelas. Pelbagai organisasi dibentuk untuk meneliti benda-benda terbang misteri. Salah satu organisasi itu adalah Nikap yang dipimpim oleh perwira tinggi Angkatan Udara Amerika.

Masaalah ini menjadi bahan penelitian dan pengkajian. Bidang ilmu ini, dalam bahasa Anglo Saxon, disebut UFO atau, dalam bahasa Latin, disebut OVNI kependekan dari “benda-benda terbang yang tidak diketahui identitinya.”


No comments:

Post a Comment