Saturday, March 5, 2011

Di Sebalik Misteri Segitiga Bermuda dan Piring Terbang.

LANUN TERBESAR: DI SEBALIK MISTERI SEGITIGA BERMUDA DAN PIRING TERBANG.

Kita kaum Muslim, tidak mengasingkan diri dari dunia ini. sejak puluhan tahun, dunia Barat dan Amerika membincangkan kemunculan piring-piring terbang. Kita sendiri menyebarkan pemikiran yang tidak benar, yakni bahawa mereka berasal dari planet-planet lain. Kita melihat piring-piring terbang di Damaskus, Aljazair, Libya, dan Jeddah. Di Mesir, sebuah piring terbang jatuh dan menyambar seorang pemuda bernama Abdul Karim. Banyak orang menyumbang pelbagai eksperimen setelah ia hilang akal. Ia bangun, lalu mendapati dirinya sedang tidur di padang pasir, tanpa pakaian. Setelah itu, ia menemukan pada dirinya dua keistimewaan yang sebelumnya tidak ia miliki. Pertama, jika ia dekat pada terowong atau radio, alat itu terganggu. Kedua, kemampuannya melahap kaca tanpa menyebabkan luka atau sakit apapun.

Lalu, apa tujuan kisah itu?

Mari kita tampakkan hal-hal yang samar setelah difikirkan.
*****

Piring-piring Terbang dalam Perjalanan dari Jeddah ke Mesir.

Seorang mengalukan syair berikut ini:
Wahai kehidupan yang memenuhi kegelapan,
Dengannya kami kehilangan pagi yang cerah,
Yang menggantikan tenang jadi ketakutan,
Dan mengubah khabar gembira dan peringatan
Ketakutan merusak jiwa, tak mendengar senandung dan tak merasakan bahagia.
Tidak kau lihat kami dijemput kematian?
Kita tau, namun seringkali kita tak tahu.

Ia adalah asy-Syaikh Husain Arab, Menteri Urusan Haji dan Wakaf pertama Kerajaan Saudi Arabia. Selain itu, ia adalah sasterawan besar dan penyair “raksasa”, dengan segala makna “raksasa”.

Di rumahnya yang tenang di dataran tinggi kota Makkah al-Mukarrammah, saya biasa berbicang-bincang dengannya untuk memenuhi undangannya.. Kami memperbincangkan masaaalh media-massa dan suka dukanya. Sebab, saat itu saya menjadi pemimpin umum surat khabar ‘An-Nadwah’ untuk pemikiran dan peradaban Islam di bahgian editorial. Kami juga memperbincangkan masaalah sastera dengan pelbagai cabangnya. Sesekali kami membicarakan fiqah.

Kadang-kadang kami terlibat dengan pembicaraan masaalah polotik dunia. Tetapi kali ini situasinya lain. Rupanya, ia telah lama menunggu saya untuk membicarakan masaalah pelik dan amat penting. Raut wajah dan pembicaraannya memperlihatkan bahawa ia sedang menghadapi masaalah rumit dan menyedihkan. Ia nampaknya tahu apa yang biasa menjadi bahasan dan kajian saya, khususnya berkenaan dengan masaalah penting itu. Ia memulai pembincaraannya dengan mengatakan:

“Kelmarin saya melakukan perjalanan menuju Jeddah. Pemandu saya memandu kereta dengan cukup laju. Tiba-tiba kedua mata saya menatap kearah langit. Ketika itu, nampak ada pemandangan yang betul-betul menakutkan saya. Ada sejumlah piring terbang dengan pelbagai warna. Rombongan piring terbang itu melaju cepat sekali di belakang komandannya. Mereka terbang dengan susunan indah bagaikan barisan pesawat terbang dengan kecepatan luar biasa.”

Saya bertanya: “Lalu, ke mana arah piring terbang itu?” Ia menjawab: "Saya melihat piring terbang itu datang dari arah Khulaish dan meyeberangi padang sahara dekat Makkah al-Mukarrammah menuju Jeddah.” [Khulaish adalah sebuah lembah subur yang terletak di sebelah utara Makkah al-Mukarrammah dengan jarak 100 kilometer. Di daerah itu terdapat sekitar tiga puluh kampung yang dihuni sekitar 30.000 penduduk. Di Khulaish itupun terdapat sekitar 500 selokan yang bersumber dari mata air besar untuk mengairi kebun. Di situ juga terdapat mata air Khulaish yang mengalirkan air berlimpah yang dapat mengalir sampai ke Jeddah.]

Saya katakan: “Menurut dugaan saya, piring terbang itu berasal dari Jeddah menuju Mesir.”

Lalu ia menegaskan: "Saya katakan kepada pemandu saya, “lihatlah ke langit sambil tetap berhati-hati mengendalikan kecepatan kereta.’ Setelah ia melihat apa yang saya lihat, nampak fikirannya kacau sekali.”

[CATITAN: Sejumlah pembaca telah membertahu saya bahawa mereka juga perna meyaksikan hal seperti itu. Bahkan, ada salah seorang di antara mereka yang mengkhabarkan kepada saya bahawa ia pernah melihat dengan jelas sebuah piring terbang pada tahun 1960-an bersama sejumlah mahasiswa Universiti Kairo. Tetapi, pemerintahan Jamal Abdul Nair tidak pernah memberi penjelasan lengkap dan memuaskan mengenai hal itu.]

Sebenarnya Syaikh Husian Arab adalah orang yang kuat pendirian, tulus, jujur, dan dapat dipercayai. Kerana kemuliaannya dipercayai oleh Raja Faisal untuk mewakilinya menyelesaikan pelbagai urusan. Namun, ia tidak mengetahui penafsiran apa yang dilihatnya, meskipun saya yakin bahawa ia menyakini apa yang di lihatnya. Yang dilihatnya itu adalah sesuatu yang luar biasa, dan bukan gejala alam sifat dan gerakannya tidak seperti biasa kita lihat dari sifat dan gerakan pesawat terbang, bahkan roket sekalipun, dimikian pula kapal laut.

Pembicaraan kami pada hari itu terpusat pada masaalah sekitar fenomena piring terbang yang menggemparkan dunia. Ketika itu saya belum memberitahukan kepadanya ehwal kajian saya tentang masaalah itu. Saya baru memberitahukannya di Kairo pada pertengahan bulan November 1990. Tepat pukul 04.30 pagi hari, piring terbang datang dari arah al-Ma’adi menuju daerah tempat berdirinya piramid.

Kebetulan ketika itu saya sedang membawa teleskop. Di samping kajian saya yang panjang mengenai misteri itu, saya melihat ketakutan ada pada orang yang mengingkari, lalu melihatnya di hadapannya. Piring terbang itu melaju dengan kecepatan luar biasa sambil mengeluarkan lampu isyarat terputus-putus berwarna hijau indah. Tidak ada suara. Piring terbang itu bagaikan bintang yang terlempar dari meriam kedap suara.

No comments:

Post a Comment