Saturday, February 26, 2011

Samb: ke 2 Benteng Selinder dan Masalah Mesir

Jalal ad-Din as-Suyuti meriwayatkan hadis dari Ibnu Zawlaq bahawa Mesir disebut dalam Al-Qur’an pada dua puluh lapan tempat ia berkata:

“Bahkan Mesir disebut pada lebih dari tiga puluh tempat secara jelas dan kiasan. " Dinukil dari Al-Kindi yang memberi komentar atas beberapa ayatnya, ia berkata:

“Tidak diketahui suatu negeri di penjuru bumi yang dipuji Allah dalam Al-Qur’an dengan pujian seperti ini, tidak disifati dengan sifat seperti ini dan tidak dipersaksikan dengan kemuliaan selain Mesir [Dalam bukunya ,’Husn al-Muhadharah fi Akhbar Mishr wa al-Qohirah.]

Akhnikh-Nabi Idris, hidup di Mesir. Nabi Ibrahim pernah mengunjungi Mesir. Tinggal di sana selama beberapa waktu, dan menikahi Hajar, seorang Mesir, yang melahirkan Nabi Ismail dan yang perjalanannya di antara Safa dan Marwah menjadi kewajipan bagi hamba-hamab Allah .w.t. dalam Haji dan Umrah.

“Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebahgian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang berhaji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya (Erti ayat Al-Baqarah: 158).

Bahkan Nabi Ibrahim a.s. berdo’a di tanah Hijaz untuk kebaikan penduduknya:

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahgian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman-tanaman dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan solat. Maka jadikanlah hati sebahgian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur (Ibrahim: 37).

Hal itu hanyalah kehausan yang terlihat di Mesir. Lembah Nil dan deltanya yang tumbuh tanam-tanaman, buah-buahan, dan selalu subur. Hati manusia tertarik untuk melancong dan berdagang ke sana. Penduduknya selalu berada dalam kesenangan dan kemakmuran. Nabi Ibrahim meninggalkan anaknya Isma’il dan isterinya, Hajar, di lembah yang tidak ditumbuhi tanaman sesudah mengunjungi lembah subur seperti syurga ini.

Mesir juga adalah tempat tinggal, pengajaran, dan pemerintahan Nabi Yusuf. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: “ Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanafaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.

“Dan demikian pula Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Nabi Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta’bir mimpi. Allah berkuasa terhadap urusan-Nya. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Erti surah Yusuf ayat 21).

Kemudian, perjalanan abadi kedua orang tua Yusuf pun menuju Mesir. Maka tatkala mereka masuk ke tempat Yusuf, Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata:

‘Masuklah kamu ke negeri Mesir, insyaAllah dalam keadaan aman”
(Erti surah Yusuf ayat 99).

Bahkan Nabi Musa melewatkan seluruh hidupnya di Mesir.

“Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain, iaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan, iaitu ‘Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti kemudian lemparkanlah ia ke sungai Nil, maka pasti sungai itu membawanya ke tepi supaya di ambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku, dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku”
(Erti surah Toha ayat 37-39).

Kata al-Yamm dalam bahasa Arab bererti laut atau sungai. Demikian pula dalam bahasa Mesir kuno. Sebab, kata al-Yamm merupakan lafaz bahasa Samiyah yang terkenal di Mesir sejak keluarga ke lapan belas sekitar abad ke-16 S.M. orang-orang Mesir menyebut laut, sungai dan tasik luas sebagai al-Yamm. Dari situ terbentuk kata ‘fayum’ (sesuatu yang rendah) dengan penambahan huruf fa sebagai bentuk ta’rif dalam bahasa Mesir.
Bersambong...

No comments:

Post a Comment