Sunday, February 6, 2011

Samb: ke10 Pertemuan Kedua Dengan Seorang Agung (Nabi) dalam Hidup Dajjal

Kemudian Tamim ad-Dari pergi bersama teman-temannya dan tidak kembali lagi,mereka tidak akan dapat sampai kepulau itu, meskipun dengan pengalaman belayar mereka. Sebab, setelah peristiwa ini, pulau tersebut menjadi jauh untuk dapat dikunjungi. Ombak-ombaknya digerakkan dengan kekuasaan Allah s.w.t. Seakan-akan ombak-ombak itu sendiri adalah perahu yang bergerak di lautan. Allah menetapkan bahawa tidak ada seseorang pun yang mendatangi pulau itu setelah ada Dajjal di dalamnya.

Kekasih Allah adalah Muhammad sallah ‘alaihi wasallam. Tiba-tiba, pada suatu hari, Dajjal bangun dari tidurnya. Ia melihat rantai yang mengikat kedua tangan dan kakinya bagaikan garam yang mencair dalam air. Atau, seakan-akan besi berumur enam puluh tiga tahun itu, telah termakan; jarak masa yang merupakan keseluruhan umur Nabi Muhammad s.a.w. Masaalahnya bukan kerana ini dan itu. Yang jelas, semua itu merupakan kemuliaan kepada Nabi Mehammad s.a.w. Seperti tipuan para syaitan dilakukan dengan mencuri berita ke langit setelah kelahiran Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasalam, maka begitu pulalah tipuan orang yang cacat kedua matanya ini dan pengembaraannya di bumi pada zaman Nabi Muhammad s.a.w.

Dajjal yang mengaku dirinya sebagai tuhan baru ini menemukan dirinya bebas dari ikatan kuat itu. Tiba-tiba binatang itu telah ada di hadapannya dan berkata:

“Selamat tinggal, wahai orang yang paling jahat di muka bumi. Engkau menuju dunia yang penuh kepalsuan, sementara aku menuju kepada kerajaan Allah, Tuhanku, Tuhanku, dan Tuhan segala sesuatu. Aku menuju Barzakh yang hanya diketahui oleh Allah s.w.t.”

‘Ke mana?”

“Apakah engaku tidak ingat? Sesungguhnya ajalku datang bersamaan dengan saat keluarmu. Saat keluarmu bersamaan tenggelamnya pulau ini keluar menuju dunia fana. Segala ukuran adalah milik Tuhan semesta alam ini, yakni Allah. Tiada tuhan selain Dia. Sementara itu, engkau hanya seorang hamba yang diciptakan. Engkau telah memilih qadar-mu sendiri. Laknat Allah ditimpakan atasmu dan orang yang melindungimu di rumahnya.

[CATITAN: Al-Jasasah bukan binatang yang disebutkan dalam firman Allah s.w.t.:
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka. Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahawa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat kami.” (Erti ayat An-Naml:82)

Manuskrip-manuskrip yang ada pada seorang alim al-Quds mengisyaratkan bahawe ajal al-Jassasah bergantung pada keluarnya Dajjal dari pulaunya dan terlepas dari belenggnya. Tiba-tiba saja, binatang itu mati. Selain itu, ia akan keluar dan berbicara kepada manusia yang tidak sesuai dengan sifat al-Jassasah. Jelasnya bahawa binatang itu bukan kepada al-Jassasah. Kemudian, binatang yang berbicara kepada manusia itu akan keluar setelah berakhirnya fitnah Dajjal. Wallahu ‘alam.


Bersambong…

No comments:

Post a Comment